Resep Rahasia dari Mantan Pasien Lepra

Pernahkah Anda membayangkan, sebuah resep makanan yang sangat enak dan otentik justru lahir dari tangan seorang mantan penderita penyakit lepra? Gambaran keadaan inilah yang sepertinya coba disampaikan Durian Sukegawa dalam “Pasta Kacang Merah”. Nuansa lembut langsung bisa dibayangkan ketika pembaca melihat sampul merah muda. Bercerita tentang wanita tua, Tokue, yang sangat ingin bekerja sebagai pembuatContinue reading “Resep Rahasia dari Mantan Pasien Lepra”

Menantang Badai Usia

[ Ulasan buku “Menyongsong Badai”, novela karya Margarita Garcia Robayo ] “Mulanya kamu berharap segala yang kamu tunggu akan datang suatu hari dalam sebuah kapal, dan saat menyadari tidak akan ada yang datang, kamu mengerti kamu harus pergi mencarinya.” Jika ingin melarikan diri sangat jauh, ke mana menuju? Kerap kali seseorang merasa ingin menghilang, laluContinue reading “Menantang Badai Usia”

[ Review ] Bukan Perawan Maria – Feby Indirani (Bentang Pustaka)

Buku kumpulan cerpen berisi 19 judul tentang kisah-kisah yang mengangkat isu sosial berlatarkan agama Islam. Adalah isu-isu yang kita tahu kerap didengar, dibicarakan, juga ditarik ke banyak perspektif yang berbeda. Sederhananya, buku ini mengangkat isu-isu dalam lingkup syariah Islam yang hidup di antara perkembangan masyarakat yang beragam. Terima kasih pada Bentang Pustaka untuk buku ini.Continue reading “[ Review ] Bukan Perawan Maria – Feby Indirani (Bentang Pustaka)”

Bertualang dalam Resensi

Untuk apa Anda membaca? Pertanyaan yang bisa jadi akan sangat beragam jawabannya. Namun, di antara jawaban Anda, adakah yang merasa bahwa membaca mengantarkan Anda pada keasyikan bertualang? Pasti banyak. Namun, bagaimana jika pertanyaannya adalah, “Apakah Anda meresensi buku yang telah Anda baca?”, kemudian mari tambahkan lagi, “Adakah yang merasakan bahwa meresensi buku adalah cara bertualangContinue reading “Bertualang dalam Resensi”

[Catatan] Ketakberhinggaan di Telapak Tangannya ~ Gioconda Belli

Judul Asli : El infinito en la palma Penulis : Gioconda Belli Penerjemah : Fransiskus Pascaries Penerbit : Seix Barral (Spanyol, 2008) dan Marjin Kiri (Indonesia, 2019) Jumlah halaman : 200 [ Catatan singkat ] Buku bagus selalu mengantarkan pembacanya pada pemikiran lebih dalam dari narasi teksnya. Bagaimana pun, segenap gagasan di benak penulis yangContinue reading “[Catatan] Ketakberhinggaan di Telapak Tangannya ~ Gioconda Belli”

[Kumcer] Pertunjukan di Awan – Roberto Bolano, Cesar Aira, dkk

Dari 250-an halaman, yang paling bisa saya ingat hanya sekalimat dari Patricio Pron dalam cerpen Mengunjungi Sang Maestro, “…karena untuk suatu alasan, orang Jerman percaya bahwa siapa pun yang tinggal di sebuah negara tanpa rumah sakit pastilah bahagia.” Kalimat itu lantas membawa pada penelusuran data-data dan artikel-artikel, meski tak menemukan apa sesungguhnya alasan yang dimaksud.Continue reading “[Kumcer] Pertunjukan di Awan – Roberto Bolano, Cesar Aira, dkk”

{Tentang Penerjemahan} Luka Kematian – Marguerite Duras

Ketika membaca “Kisah-Kisah Awal” karya Marcel Proust (di buku sebelumnya), ada merasa penerjemahannya kurang enak dibaca. Dalam perspektif ini, sedikitnya ada dua kemungkinan. Tipikal penulisan karyanya, atau memang penerjemahan yang kurang bisa mengalirkan maksud dari tulisan Proust. Saya memang belum pernah membaca karya asli Proust yang diterjemahkan dalam buku tersebut. Namun sedikitnya, ada harapan penerjemahanContinue reading “{Tentang Penerjemahan} Luka Kematian – Marguerite Duras”

[Tentang] LAPAR – Knut Hamsun

Lapar, ditulis Knut Hamsun sebagai karya semibiografi atas realitas yang pernah ia alami sendiri. Terbit pertama kali tahun 1888 dalam judul asli “Slut”, sekitar 30 tahun sejak kelahirannya. Hamsun adalah penulis Norwegia yg karya2nya dianggap mempengaruhi penulis seperti Franz Kafka, Maxim Gorky, Herman Hesse, Thomas Mann, Stefan Zweig, Henry Miller, William Faulkner, juga Ernest Hemingway.Continue reading “[Tentang] LAPAR – Knut Hamsun”

Kerikil

Apa itu hidup? Sebagai kerikil yang menyempil di sela-sela roda kendaraan, Berputar mengikuti alur putar, berpusar-pusar menggelinding di jalanan. Kadang terpelanting ke tepian, tertendang ke tengah, hingga digilas kembali roda lain. Menyempil kembali, berturut jalur tak menahu arah langkah tujuan. Apakah masih penting pertemuan dengan hakikat kehidupan? Apakah pun kelak, perjalanan akan membuahkan perjumpaan? AkuContinue reading “Kerikil”

Pada akhirnya nanti, Seluas apa pun rumah, halaman, pekarangan, hingga lautan, Ketika langkah hanya sejauh ruang kamar hingga pintu pembatas rumah, Apa ceritaku? Apa masih akan kutanyakan jawaban atas pertanyaan hari ini? Atau, duduk sajalah. Dengan, atau tanpa.